Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Songsong Kontestasi Pemilu 2024, PKS Perlu Merapat ke Ceruk NU atau Muhammadiyah, Ini Alasannya

×

Songsong Kontestasi Pemilu 2024, PKS Perlu Merapat ke Ceruk NU atau Muhammadiyah, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Partai Keadilan Sejahtera
Potret Anis Sholeh Ba’asyin. (Foto: Dok. Anis Sholeh Ba’asyin)

SEMARANG, beritajateng.tv – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi satu dari sekian partai politik (parpol) berbasis Islam di Indonesia. Berdiri tahun 2002 silam, partai ini bakal turut kontestasi Pemilu 2024 mendatang bersama dengan 17 parpol lainnya.

20 tahun sepak terjang PKS di dunia politik tak langsung membuat partai ini mampu bertahan di kursi parlemen. Pasalnya, PKS tak memiliki akar atau basis yang kuat jika bandingannya dengan partai Islam lainnya. Hal ini terucap langsung oleh Habib asal Pati, Jawa Tengah (Jateng) sekaligus penggagas ‘Ngaji NgAllah Suluk Maleman’’, Anis Sholeh Ba’asyin.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Saat beritajateng.tv hubungi melalui sambungan telepon, Anis menyebut ceruk PKS ini samar, tak seperti PKB, PPP, dan berbagai partai berbasis Islam lain. Sehingga penting bagi Partai Keadilan Sejahtera untuk terjun lebih sering ke berbagai lapisan masyarakat Muslim.

BACA JUGA: Ketua DPD PKS Demak Sebut Tersangka Kasus Uang Sewa Kelola Pasar Wonosekar Bukan Kadernya

Partai Keadilan Sejahtera perlu terjun ke ceruk masyarakat muslim

“Ceruknya yang didekati. Kalau PKB dan PPP itu kan ceruknya sama, Nahdlatul Ulama (NU). PAN, PBB, sedikit itu memanfaatkan ceruk Muhammadiyah. Kalau PKS kan ga punya ceruk, ga punya massa yang kuat,” terang Anis, Minggu, 30 Juli 2023.

Menurut keterangannya, sejarah Partai Keadilan Sejahtera berawal dari sekumpulan mahasiswa organisasi berbasis Islam pada tahun 90-an. Hal itu membuat tapak tilasnya di kalangan masyarakat Muslim belum tergolong kuat.

“Sebelumnya, dia (Partai Keadilan Sejahtera) berbasis orang-orang kampus yang tahun 90-an terlibat keagamaan kampus, organisasi agama, sehingga itu kurang ada dampak. Artinya di masyarakat mereka kurang punya basis massa. Sehingga harus mendekati Muhammadiyah atau NU. Mereka ga akan dapet suara yang signifikan,” sambungnya.

Sementara itu, disinggung terkait pecahnya suara NU akibat gejolak PKB dan PPP, Anis pun angkat bicara.

Tinggalkan Balasan