“Saya yakin kelurahan semua itu sudah paham tentang SPJ. Jadi harapannya mereka segera meng-SPJ-kan,” imbuhnya.
Kendala yang warga hadapi, lanjut Edy, lebih banyak terkait urusan nota dan perpajakan.
“Kendalanya dari teman-teman RT dan RW ada beberapa yang masih bingung tentang nota. Tapi di sini dari kelurahan sudah bisa mengantisipasi nota-nota dan RT itu notanya sudah sesuai dengan apa yang kami rencanakan,” papar dia.
Terpisah, Walikota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengakui jika banyak dinamika yang para Ketua RT dan RW hadapi dalam pembuatan SPJ.
“Hari ini mereka lagi pada belajar membuat laporan keuangan. Lucu-lucu sekali ya WA-nya kepada saya,” kata Agustin.
Meski demikian, orang nomor satu di Kota Semarang optimis program ini bisa terlaksana dengan baik. Tentunya jadi bahan evaluasi kegiatan kedepannya.
“WA (Whatsapp) mereka, bu ternyata begini ternyata begitu. Oh, ya disesuaikan saja. Nanti tahun depan akan menjadi lebih baik. Ini sekarang kan karena belum punya literasi. Sehingga mereka harus suka membaca dan mencari data yang merek inginkan bukan yang butuh,” imbuh dia. (*)
Editor: Elly Amaliyah