SEMARANG, beritajateng.tv – Menari bagi sebagian orang barangkali semata-mata gerak tubuh ritmis sesuai alunan lagu tertentu. Namun tidak bagi Tandawa Ratri.
Grup tari asal Semarang itu mengibaratkan menari layaknya membawakan susunan babak kehidupan. Yakni, susunan yang urut dan runtut sesuai jiwa. Namanya ialah tarian jiwa.
Founder Tandawa Ratri, Henny Kidowati Djatmiko, menjelaskan bahwa tarian jiwa tak ubahnya tari kontemporer. Artinya, tiap tarian tak melulu hanya berisi gerakan baku.
Hanya saja, tarian jiwa memiliki makna yang lebih mendalam. Bahkan, tarian jiwa bisa juga berlaku sebagai salah satu sarana meditasi.
“Kalau kebanyakan orang awam meditasi duduk, diem; kalau tarian jiwa meditasinya gerak, jadi kita gerak tapi meditasi, sadar kalau lagi nari,” katanya saat beritajateng.tv hubungi, belum lama ini.
Seperti meditasi biasanya, Henny menyebut jika perasaan yang muncul pada tarian jiwa juga bisa berbeda masing-masing penarinya. Ada yang tenang, mengalir, dan nyaman.
Meski begitu, tak semua penari tarian jiwa juga mendapatkan esensi meditasi. Ada pula yang boleh jadi merasa bingung, kaku, bahkan kosong.
“Jadi setiap orang beda, karena masing-masing ada jiwa atau soul-nya, tingkat yang membedakan tingkat kesadarannya di mana, sering berlatih meditasi atau tidak,” sambungnya.
Kata Tandawa Ratri soal gerakan tubuh alami
Lebih lanjut, tarian jiwa menitik beratkan pada body language atau bahasa tubuh. Artinya, ungkap Henny, tiap penari harus mengekspor gerakanmya masing-masing pada saat tertentu.
Namun, tentunya gerakan tersebut tetap harus mengalir sesuai iringan lagu.