Misalnya untuk karya lampu tidur yang berbahan dasar kayu resin. Untuk mendapatkan kayu jati dengan kualitas terbaik, Eri harus mencari hingga ujung Ungaran.
Pun harganya tidak semurah kertas atau kanvas pada umumnya. Namun demikian, Ari mengaku puas dengan karya lampu tidur kayu yang kemudian ia beri tajuk ‘Berputih Tulang’ itu.
“Makna karya itu, kita tidak tau batas umur, tidak tau sampai kapan hidup. Terciptalah putih tulang dengan media kayu yang bisa menggambarkan nisan itu nantinya,” jelas Ari yang juga dosen di Pendidikan Vokasional Desain Fashion Universitas Ngudi Waluyo.
BACA JUGA: AECItrue Bazaar & Art Exhibition Semarang, Pamerkan Beragam Karya Seni Rupa Bak ‘Toko Kelontong’
Setelah sukses menggunakan media kayu dan batu bata ringan, kedepan Ari berkeinginan untuk berkarya di media logam. Misalnya besi bekas.
Menurutnya, instalasi seni yang berbahan besi bekas belum terlalu familiar di Indonesia, khususnya di Semarang. Oleh karena itu, ia ingin terus mengeksplorasi berbagai barang untuk menjadi medianya dalam berkarya.
“Pesannya, seni itu bisa jadi industri juga kok, seni bisa untuk berwirausaha, tidak hanya berkarya saja,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila