SEMARANG, beritajateng.tv – Situasi demokrasi di Tanah Air belakangan ini membuat banyak pihak gelisah. Mulai dari mahasiswa, masyarakat sipil, artis, hingga komedian berbondong-bondong turun ke jalanan ikut aksi demonstrasi.
Di Semarang, krisis demokrasi saat ini bahkan membuat para seniman akhirnya merasa perlu bersuara. Sesuai porsinya, mereka ingin bersuara melalui seni.
“Seni adalah pesan kebenaran, dan seniman adalah pengantar surat itu,” kata Ketua Dewan Kesenian Semarang (Dekase) Adhitia Armitrianto saat aksi “Mimbar Rakyat” di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Kota Semarang, Minggu, 25 Agustus 2024 malam.
Adhitia mengatakan, sudah sewajarnya seni mampu berperan sebagai ekspresi dari keadaan sebenarnya atas pikiran-pikiran masyarakatnya. Menurutnya, seni bisa menangkap dengan jujur seluruh keadaan sebenarnya yang ada di masyarakat.
BACA JUGA: Tak Pakai Kanvas, Seniman Asal Semarang Ini Gunakan Kayu Hingga Batu Bata untuk Media Lukisnya
Yang kemudian, seni bisa menyampaikan keadaan itu kepada publik. Tentunya, dengan berbagai cara dan disiplin cabang seni.
Pun, menurut Adhitia, perdebatan seni dan rakyat sudah semestinya selesai. Sesuai jawaban tuntas oleh Pramudya Ananta Toer dalam realisme sosialisnya.