SEMARANG, beritajateng.tv – Perwakilan nasabah korban Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) mendatangi pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk memohon bantuan agar uang mereka bisa kembali.
Mereka pun meminta perlindungan kepada Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Sebab, mereka tak tahan dengan tagihan bank yang terus menghantui.
Koordinator Korban Koperasi BLN, Aris Carmadi, menuturkan dirinya beserta 44 ribu nasabah lain yang menjadi korban meminjam uang ke bank untuk berinvestasi di Koperasi BLN.
Hal itu Aris ungkap usai mengikuti pertemuan tertutup dengan perwakilan Pemprov Jateng di lantai 1 Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Rabu, 27 Agustus 2025.
BACA JUGA: Polemik Koperasi BLN, Muncul Kelompok Anggota Tolak Gugatan Class Action
“Aset yang kami miliki sudah kami jaminkan ke bank. Saat ini sudah mencapai ke titik surat peringatan (SP) kedua, sebentar lagi SP tiga. Kami minta Pak Gubernur untuk bisa melobikan kepada bank BUMN atau bank yang ada di Jateng agar bisa mengundur penagihan jaminan,” ujar Aris.
Aris menuturkan, mulanya Koperasi BLN menjanjikan keuntungan sebesar 100 persen dalam tempo dua tahun. Namun, sejak 15 Maret 2025 lalu, Aris menyebut Koperasi BLN tak lagi memberikan hak-hak kepada anggotanya.
“Dan korbannya sekitar 44 ribu dengan nilai kerugian Rp3,1 triliun. Kami sudah berusaha komunikasi dengan pihak BLN untuk segera mengembalikan dana-dana kami, tapi sampai hari ini tidak ada titik kejelasannya,“ jelas Aris.
12 orang meninggal karena stres tagihan bank, korban Koperasi BLN lainnya sampai tak berani pulang ke rumah
Dalam kesempatan itu, Aziz mengungkap kondisi korban Koperasi BLN yang memprihatinkan. Bahkan, menurut pengakuannya, sebanyak 12 nasabah Koperasi BLN meninggal karena stres.
“Waduh, ini sudah [terganggu] psikisnya luar biasa, sudah ada yang meninggal 12 orang karena stres, karena uang yang dijaminkan rata-rata itu uang dari pinjaman bank,” ungkap Aziz.
Ia menerangkan, jumlah uang yang nasabah Koperasi BLN pinjamkan variatif, bahkan ada yang jumlahnya begitu fantastis.