Antara lin, tanamannya tahan terhadap genangan air rob, umur tanaman pendek, tahan terhadap serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). Seperti gulma, hama dan virus. Serta memeiliki potensi produksi yang tinggi.
“Saya bersama-sama dengan Kementerian Pertanian, BRIN, BRIDA, dan dinas pertanian, opd dan anak anak petani remaja cilik menanam padi Biosalin di lahan tidur. Imbas dari air laut atau air payau,” ujar Mbak Ita.
Tetapi, lanjutnya, atas hasil riset BRIN ini ditemukan padi yang bisa ditanam di pesisir. Padi Biosalin ini merupakan hasil riset BRIN yang kini mulai di implementasikan di pesisir Kota Semarang.
Dua pemanfaatan hasil riset BRIN
“Jadi tadi ada dua kegiatan yaitu penggunaan traktor yang berbahan bakar Petasol yang merupakan olahan limbah plastik yang di ubah menjadi bahan bakar. Dan yang kedua adalah penebaran Padi Biosalin dan pupuk khusus di lahan air payau,” jelasnya.
Nantinya, kata dia, setelah 21 hari masa tanam, padi akan di pindahkan ke tanah yang sudah di olah dan di gemburkan menggunakan traktor berbahan Petasol.
“BRIN terus mendorong atau mensupport Pemerintah Kota Semarang dan juga petani. Untuk bisa memanfaatkan lahan-lahan yang sudah tidur menjadi lahan produktif dan menghasilkan padi. Sehingga bisa mensejahterakan masyarakat pesisir,” bebernya.
Salah satu contohnya, imbuh Mbak Ita, yakni di kelurahan mangunharjo kecamatan Tugu ini. “Di Mangunharjo ini masih banyak lahan tidur, tapi dengan riset ini, kami lakukan uji coba 50ribu meter persegi implementasi riset Padi Biosalin. Kita akan tunggu 21 hari lagi untuk pindah tanam,” sebut dia. (*)