Pendidikan

Tanamkan Spirit Kearifan Lokal, Ratusan Siswa SMPN 32 Semarang Antusias Belajar Membatik

×

Tanamkan Spirit Kearifan Lokal, Ratusan Siswa SMPN 32 Semarang Antusias Belajar Membatik

Sebarkan artikel ini
SMPN 32 Semarang Membatik
Keseruan siswa SMPN 32 Semarang saat belajar mencanting dan mewarnai batik motif Warak Ngendog di Pasar Johar Selatan Baru, Rabu, 19 November 2025. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Sebanyak 285 siswa kelas VII SMPN 32 Semarang mengikuti pelatihan mencanting dan membatik di Gedung UMKM Lantai 3 Pasar Johar Selatan Baru, Rabu, 19 November 2025.

Kegiatan yang difasilitasi Lembaga Keterampilan Pelatihan (LKP) Johar Selatan Baru ini tidak hanya mengajarkan keterampilan membatik, tetapi juga mengenalkan ikon budaya Kota Semarang sekaligus menghidupkan kembali aktivitas pasar tradisional.

Ketua LKP Johar Selatan Baru, Aik Solikati, mengatakan pelatihan kali ini fokus pada teknik mencanting motif “Warak Ngendog“, ikon khas Kota Semarang. Para siswa belajar mulai dari posisi duduk yang benar, cara memegang canting, hingga proses menorehkan malam ke kain.

BACA JUGA: 40 Taruna Polisi dari 10 Negara Belajar Batik di Semarang, Kagumi Warisan Budaya Indonesia

“Hari ini anak-anak dari SMPN 32 belajar mencanting warak ngendog. Kami ajarkan teknik dasar mulai dari megang canting sampai menorehkan malam. Harapannya mereka paham kenapa batik itu mahal, karena prosesnya tidak mudah,” ujar Aik.

Menurut Aik, pelatihan ini juga menjadi cara mengenalkan kembali pasar tradisional kepada generasi muda.

“Kami ingin adik-adik tahu bahwa pasar tradisional sekarang bersih, nyaman, tidak seperti dulu. Mereka cenderung ke mall, padahal pasar butuh dihidupkan lagi. Setelah pelatihan, mereka juga akan kami ajak tur pasar,” jelasnya.

SMPN 32 Semarang ingin siswa terampil membati dan pahami filosofi budaya lokal

Sementara itu, Waka Bidang 2 Kesiswaan SMPN 32 Semarang, Rahmita Wardiyani, menyebut kegiatan ini merupakan bagian dari program sekolah tahun ajaran 2025–2026. Pelatihan batik dipilih untuk mendukung pembelajaran kokurikuler (kegiatan belajar di luar ruang kelas) bertema kearifan lokal.

“Kami ingin anak-anak terampil dalam membatik dan memahami filosofi budaya lokal. Ini bekal untuk pembelajaran kokurikuler berikutnya,” jelas Rahmita.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan