“Gibran menjadi cawapres dengan bantuan dan preferensi politik dari kekusaan yang sedang berkuasa itu adalah hal sehari-hari di kehidupan kita,” ucap jurnalis senior itu.
Tak ingin bikin film untuk Pemilu semata
Lebih lanjut, dengan pemikirannnya itu, Dandhy sekali lagi memang tak menganggap Pemilu sebagai hajatan penting. Ia bahkan berpegang teguh pada prinsip ‘stop making stupid people famous’, atau ‘jangan membuat orang bodoh menjadi terkenal’.
“Sehingga dengan perspektif seperti itu saya tidak ingin membuat film hanya untuk Pemilu semata,” tegasnya.
Sehingga, lanjut Dandhy, ketika dalam perjalannya ia kemudian bertemu dengan tiga dosen yang memang sedang meneliti gejolak politik dalam negeri, ia memilih mendedikasikan keahliannya.
BACA JUGA: 4 Fakta Menarik Tentang Dandhy Dwi Laksono, Sutradara Film Dirty Vote yang Viral di Sosial Media
Ia ingin orang terkenal adalah orang-orang yang berjuang dan berkontribusi secara nyata untuk pengetahuan umum.
“Saya ingin alogaritma berpihak pada public knowledege, berpihak kepada kualitas dmeokrasi,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi