Ia menyebut perbaikan tanjakan Kalipancur tidak dapat kita samakan dengan proyek groting atau suntik semen seperti di jalur tembus Jangli–Undip. Teknik groting dapat berisiko menyumbat saluran air yang berada di bawah struktur.
“Rekomendasi dari UNNES menggunakan perkuatan angkur, bukan groting. Kami ingin air tetap bisa keluar sehingga struktur tidak tertekan,” katanya.
Suwarto menambahkan bahwa secara umum struktur jembatan dan tanjakan masih aman. Kerusakan yang terlihat lebih karena penurunan tanah yang membuat permukaan beton retak.
Rencana akhir penanganan masih menunggu tanah benar-benar stabil, setelah itu seluruh permukaan jalan akan pihaknya tangani ulang secara menyeluruh sesuai rekomendasi teknis.
“Untuk sementara akan di aspal dulu agar nyaman di lalui. Perbaikan final menunggu stabilitas tanah, bisa sekitar dua tahun,” imbuhnya.
Perbaikan yang PT Prabu kerjakan perkiraannya menelan biaya sekitar Rp 4-7 miliar. Namun nilai pastinya baru dapat diketahui setelah seluruh pekerjaan selesai dan dinyatakan layak untuk diserahkan kepada Pemerintah Kota Semarang.
Dia menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu penyelesaian tahap lanjutan sebelum dapat menerima hasil pekerjaan.
Seluruh proses, mulai desain, rekomendasi akademis, hingga tindak lanjut perbaikan, akan dihitung dalam berita acara serah terima setelah kondisi jalan dinyatakan aman, stabil, dan memenuhi standar teknis.
“Serah terima dari PT Prabu akan berjalan setelah proses perbaikan selesai dan bangunan sudah settle,” sebut Warto. (*)
Editor: Elly Amaliyah













