SEMARANG, beritajateng.tv – Kelompok kesenian tradisional di Kabupaten Semarang butuh keberpihakan agar tetap “hidup” dan lestari di tengah modernisasi zaman.
Di daerah ini ada ribuan kelompok kesenian tradisional yang masih mempertahankan ragam keseniannya dengan kekhasan masing-masing.
Namun, seiring berkembangnya zaman, keberpihakan terhadap kelompok-kelompok kesenian tradisional tersebut juga semakin berkurang.
Setidaknya itu diakui oleh koordinator kelompok kesenian Kridaning Turonggo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jumianto (38).
Ia menuturkan, jangankan untuk “menghidupi”, bisa menjaga dan mempertahankan agar anggotanya tetap eksis saja tantangannya cukup besar.
BACA JUGA: Kesenian Lokal jadi Penggerak Perekonomian Daerah, Sumanto Contohkan Barisan Hokya
Pasalnya, kesenian tradisional yang masih ada sekarang ini harus bertahan sekuat tenaga dari maraknya gempuran berbagai hiburan modern.
“Jadi tantangannya semakin besar,” katanya di sela pagelaran seni tradisional pada acara Halal Bihalal dan Syawalan di lingkungan Rejosari, Kelurahan Pojoksari, Sabtu, 26 April 2025.
Para pegiat kesenian tradisional, lanjut Jumianto, bersyukur masih ada masyarakat yang peduli dan memberikan ruang untuk berekspresi dan beraktualisasi.