Ia menjelaskan, peningkatan anggaran tidak hanya untuk penyediaan benih dan bibit, tapi juga perlindungan bagi petani dan nelayan melalui asuransi gagal panen dan asuransi nelayan.
“Kami tetap memberikan, kalau pas bencana, asuransi gagal panen, itu tidak hanya di pertanian, tapi juga asuransi untuk nelayan. Kami berikan semuanya, kami arahkan ke sana,” lanjut Harso.
Selain itu, Pemprov juga mengembangkan tata kelola pertanian terpadu atau integrated farming dari hulu ke hilir untuk menambah nilai tambah produksi.
“Integrated farming ini hulu-hilirnya kena semuanya, untuk menambah value bersama,” tambahnya.
Bappeda Jateng dorong belanja berkualitas lewat e-Planning
Lebih jauh, Harso juga menyinggung kegiatan Rakor Input e-planning yang Bappeda Jawa Tengah gelar pada kesempatan itu. Dalam kegiatan ini turut para kasubbag program dinas dan badan di Jawa Tengah.
“Iya, kegiatan hari ini kami mengumpulkan para kasubbag program dinas atau badan di Jawa Tengah. Bahwasanya ini untuk sosialisasi analisis standar belanja. Dan juga nantinya pas input itu ada automasi di dalam sistem e-planning di GRMS kami,” jelasnya.
Menurut Harso, penerapan e-planning ini penting untuk memastikan pemakaian setiap rupiah APBD secara efektif, efisien, dan berintegritas.
“Ini juga akan mewujudkan nantinya terutama program-program prioritas tidak dibelanjakan yang tidak perlu. Artinya berkualitas, inilah yang kami kedepankan. Belanja berkualitas, belanja berkualitas inilah yang mau kami wujudkan,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi