JAKARTA, beritajateng.tv – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan Universitas Gadjah Mada (UGM) jalin kemitraan strategis kembangkan teknologi deteksi gempa berbasis Distributed Acoustic Sensing (DAS).
Sistem ini memanfaatkan kabel optik bawah laut milik Telkom sebagai sensor seismik mendeteksi aktivitas gempa bumi secara real-time. Memberikan solusi peringatan dini yang lebih cepat dan akurat bagi masyarakat, khususnya di wilayah pesisir rawan bencana.
Teknologi ini menjadi langkah konkret dalam menghadirkan inovasi digital untuk mitigasi bencana alam.
Dengan memanfaatkan infrastruktur kabel optik yang telah ada, sistem DAS ini mampu mengidentifikasi gelombang seismik awal sebelum guncangan utama terjadi.
BACA JUGA: Telkom Catat Kinerja Solid Kuartal I 2025, Fokus pada Inovasi Digital dan Keberlanjutan
Selain memperkuat sistem peringatan dini nasional. Inisiatif ini juga memberikan manfaat strategis bagi perlindungan infrastruktur vital dan penguatan ketahanan digital Indonesia.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi wujud sinergi dunia industri dan akademik menjawab tantangan kebencanaan nasional.
“Pemanfaatan kabel optik eksisting Telkom sebagai sistem sensor tanpa memerlukan perangkat tambahan menjadikan solusi ini efisien dan mencakup wilayah luas. Termasuk zona subduksi di selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan barat Sumatra yang selama ini belum terpantau sistem konvensional,” ujar Ririek saat pertemuan bersama jajaran pimpinan UGM di Telkom Landmark Tower, Jakarta.
Hadir pula dalam pertemuan tersebut Direktur Network and IT Solution Telkom, Herlan Wijanarko, dan Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Dr. Danang Sri Hadmoko. Dr. Danang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan solusi teknologi yang berdampak nyata.
“Kemitraan ini mencerminkan peran perguruan tinggi sebagai pusat inovasi yang mendukung pengembangan sistem kebencanaan berbasis data dan inklusif. Dengan potensi penerapan di berbagai wilayah pesisir Indonesia,” jelasnya.
Menurut Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., anggota tim peneliti UGM, teknologi DAS bekerja dengan menangkap gelombang primer (P-wave) melalui kabel optik sebagai sensor. Yang muncul lebih dulu sebelum gelombang sekunder (S-wave) yang biasanya menyebabkan kerusakan.
BACA JUGA: TelkomGroup Bakal Gelar Digiland 2025, Hadirkan Lomba Lari Bertaraf Internasional, Festival Musik, dan Pasar UMKM
Data akan terintegrasi dengan sistem geospasial untuk memberikan peringatan dini beberapa detik hingga menit sebelum gempa utama mengguncang. Memberikan waktu kritis bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi dini.
Lebih dari sekadar sistem mitigasi bencana, penerapan DAS juga memperkuat pengawasan terhadap Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL).