SEMARANG, beritajateng.tv – Di tengah ramainya Pasar Dugderan di Kota Semarang, ada satu ciri khas yang mulai menghilang. Tak banyak lapak yang menjajakan kerajinan tradisional Warak Ngendog.
Padahal, Warak Ngendog pernah menjadi mainan wajib yang harus dibeli tiap Dugderan datang. Namun, seiring perkembangan zaman, tak banyak perajin Warak Ngendog yang bertahan.
Salah satu perajin Warak Ngendog yang masih bertahan ialah Arif Rahman. Lelaki asal Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, itu sudah lama tak mangkal di Pasar Dugderan.
Pasalnya, pesanan Warak Ngendog dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Bahkan, tahun ini ia hanya menerima 15 pesanan.
BACA JUGA: Jelang Imlek, Perajin Barongsai di Kota Semarang Banjir Orderan, Melonjak Hingga 200 Persen
“Orderan sekarang turun drastis, tahun ini pesanan 15 biji. Kalau dulu sebelum Covid bisa 200-250 biji. Sekarang jauh sekali,” ucapnya saat beritajateng.tv temui, Kamis, 20 Februari 2025.
Arif menambahkan, ia sebenarnya cukup memahami penurunan pesanan ini. Menurutnya, sedikit anak-anak atau generasi muda yang tahu filosofi dari kerajinan tersebut.
Umumnya, anak-anak akan bermain mainan modern seperti gadget. Malahan, kebanyakan pelanggannya yakni orang tua dengan usia di atas 50 tahun.