“Jadi saya tidak akan menjawab itu kecuali kepada pihak yang memang berwenang atau punya hak untuk menanyakan dan mendapat jawaban itu,” sambungnya.
Ia bahkan menyebut mempunyai standar etik tertentu terkait posisi di pemerintahan. Sehingga, dahulu ia tak langsung menerima tawaran posisi Menkopolhukam pada periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, pada Pilpres sebelumnya, Mahfud merupakan salah satu ketua tim pemenangan Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Beda dengan Ganjar Soal Hak Angket, Mahfud MD Tak Ambil Pusing: Tidak Ikut
“[Saat mendapat tawaran posisi Menkopolhukam dari Luhut Binsar Pandjaitan] secara etis saya tidak bisa, saya harus menunjukkan dulu bahwa saya berperang. Setelah saya gabung di BPIP, bahwa saya [menjadi] mendukung program-program Pak Jokowi, barulah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mahfud MD membeberkan apa yang bakal ia lakukan seandainya kelak ia tidak masuk ke pemerintahan baru. Ia menyebut akan melanjutnya kariernya sebagai pengajar di dunia akademik untuk mendidik pakar-pakar hukum baru.
“Oh, banyak. Saya sekarang justru sudah mengantisipasi kemungkinan untuk tidak masuk [ke pemerintahan baru]. Pertama, saya sudah mulai membuka jalur-jalur lagi dengan kampus di mana selama ini saya mengajar di perguruan tinggi. Enaknya jadi dosen kalau jadi pejabat gitu; kalau jabatan habis, balik ke kampus,” terang Mahfud. (*)
“Saya akan kembali ke kampus. Ikut mendorong munculnya akder-kader dari kampus untuk mengelola negara, terutama di bidang penegakan hukum,” tandasnya. (*)