“Warga yang akan berangkat kerja maupun bersekolah ke Banyubiru atau Ambarawa, untuk sementara harus memutar terlebih dahulu melalui Desa Wirogomo,” kata Arifin (38), salah satu warga Dusun Bakalan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan Tribiantoro, menyebut pada hari pertama setelah peristiwa longsor, cuaca belum memungkinkan untuk penanganan.
Selain curah hujan yang masih tinggi, kondisi material longsor juga belum stabil. Namun, langkah untuk menutup sementara jalan agar tidak warga lalui sudah terlaksana bersama aparat desa dan polsek setempat.
BACA JUGA: Jelang Puncak Musim Hujan, BPBD Blora Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana: Waspada Banjir-Longsor
“Terlebih, kondisi mahkota longsor berada pada ketinggian 40 meter dari jalan. Sehingga cukup berisiko jika upaya penangana berlangsung di tengah cuaca yang masih hujan,” tuturnya.
Baru pada hari ini BPBD mengerahkan petugas serta ekskavator ke lokasi. Termasuk logistik dukungan untuk penanganan pembersihan material longsor yang menutup jalan bersama masyarakat.
“Untuk upaya penanganan, selain pembersihan material longsoran juga ada pemasangan cerucuk di area mahkota longsor. Hal itu guna meningkatkan stabilitas lereng dari pergerakan tanah,” tegas Alexander. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













