” Bersama tim dan panitia kita sudah mengantisipasi hal itu. Agar tidak terjadi aksi berebut oleh warga yang tidak kebagian nasi tumpeng songo,” terang Bupati Demak.
Sementara itu menurut warga bintoro Demak, Muhamad Saifudin (35) mengatakan, ia sudah berada di depan komplek Masjid Agung Demak sejak sore hari. Hal ini sengaja ia lakukan agar memperoleh tempat yang dekat dengan pembagian nasi Tumpeng Songo.
” Hari ini saya libur dan saya niatkan untuk datang awal melihat proses tradisi Tumpeng Songo dari dekat. Dan supaya pas membagi nasi bisa paling depan,” ucap Muhamad Saifudin.
Pemuda lajang ini mengaku sangat menikmati prosesi arak-arakan nasi tumpeng songo. Dari pendopo hingga sampai Masjid Agung Demak. Banyak hal yang lain dari biasanya seperti tidak ada lagi rebutan gunungan. Peserta pembawa tumpeng dan gunungan merupakan anak-anak muda yang masih bersekolah.
” Kalau dulu ada rebutan gunung dan seluruh peserta merupakan orang – orang yang sudah berumur. Tapi tahun ini lebih meriah yang pastinya,” kata Saifudin.
Tak hanya warga lokal dari Demak, lanjut Bupati Demak, yang melihat atau menikmati prosesi tumpeng songo. Akan tetapi 12 orang wisatawan mancanegara yang berasal dari Francis datang ke kota Demak hanya untuk melihat tradisi ini.
” Ini merupakan tujuan kita agar tradisi turun temurun tidak hanya dinikmati warga lokalan saja. Yang jelas bisa menggaet minat turis asing untuk datang ke Demak. Salah satunya dengan tradisi Tumpeng Songo,” pungkas Eistianah.(*)
Editor: Elly Amaliyah