Meskipun masih memasuki tahapan DCT, namun Saleh tak menampik tensi politik semakin tinggi, utamanya perang narasi yang terjadi antarpendukung di media sosial. Kendati demikian, pihaknya yakin ketegangan itu hanya terjadi di media sosial saja.
“Kondisi di Jateng masih adem ayem, (tensi politik di media sosial) ini kan sudah mulai naik ya. Tetapi dalam dunia nyata saya kira masyarakat masih fine-fine saja, karena belum waktunya untuk kampanye. Kalaupun ada, itu kan bentuknya acara sosialisasi pengenalan pada warga masyarakat,” beber Saleh.
Tanggapan pecahnya kubu pendukung Ganjar dan Gibran di Jawa Tengah
Pasca Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka maju sebagai Cawapres Prabowo Subianto, isu pecahnya suara pendukung Ganjar dan Gibran di Jateng semakin masif. Menanggapi hal itu, Saleh meyakini masyarakat saat ini semakin dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan.
“Di sini (Jateng) ada Mas Gibran dan Pak Ganjar, di Jatim kan ada Pak Mahfud MD dan Cak Imin, kita berharap semua fine-fine saja,” ujarnya.
Sehingga, lanjut Saleh, dalam memenangkan pertarungan lima tahunan itu, Saleh dan kader partai politik lainnya mengaku akan mempertajam narasi program kepada masyarakat.
“Kami pun juga di pengusung parpol, narasi yang kami bangun adalah narasi program. Jadi itulah yang akan kita utamakan. Misal narasi kita adalah narasi Indonesia Emas 2045, bukan narasi dalam konteks perseteruan atau dalam konteks kejahatan,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi