“Saya melihat bukan hanya kelemahan, tapi apa keunggulan yang bisa diwujudkan. Kotoran kelelawar itu saya jadikan media belajar dan pupuk yang sampai kami jual di e-commerce,” ungkapnya.
Di balik prestasi, ada sisi kemanusiaan yang menjadi ciri kepemimpinan Endah. Selama 30 tahun mengabdi, ia dikenal dekat dengan siswa dan selalu membantu mereka tanpa pamrih.
BACA JUGA: Berawal dari Masalah, SMPN 7 Semarang Kini Punya Konsep Belajar Unik Bertema Kelelawar
Ia pernah membelikan sepatu untuk siswa yang ekonominya sulit hingga mendampingi mereka berwirausaha saat masih menjadi guru IPS.
Baru-baru ini, ia bahkan menanggung biaya kos dan makan seorang siswa yang terancam putus sekolah. “Semua biaya saya tanggung. Anak itu harus tetap sekolah,” tuturnya.
Dedikasi panjang membuatnya peka terhadap kebutuhan siswa inklusi. Ia membangun ruang sumber bekerja sama dengan RDRM sejak awal tahun ajaran, hingga turun langsung memetakan kebutuhan anak berkebutuhan khusus.
Di lain sisi, tak hanya menjadi guru dan kepala sekolah, Endah juga menjadi mentor calon kepala sekolah di berbagai daerah Jawa Tengah. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













