SEMARANG, beritajateng.tv – Rumah Sakit Daerah KRMT Wongsonegoro (RSWN) terus melakukan inovasi untuk meningkatkan fasilitas pelayanan, salah satunya dengan meresmikan Pelita Darah Wong Semarang.
‘Pelita Darah Wong Semarang’ merupakan akronim kepanjangan dari peningkatan layanan darah dan pemberdayaan donor melalui unit pengelolaan darah RSD KRMT Wongsonegoro Semarang.
Inisiator inovasi Pelita Darah Wong Semarang adalah Roosmalia Isdiyani, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis.
Roosma, sapaan akrabnya, menyebut, gagasan ini berawal dari kebutuhan darah di RSD KRMT Wongsonegoro yang setiap tahunnya semakin meningkat.
“Selama ini stok darah bergantung pada ketersediaan darah di PMI. Saat PMI lagi kosong, ya kita pasti juga kerepotan. Pasien jadi tidak terpenuhi stok darahnya,” ujar Roosma di sela kegiatan Forum Konsultasi Publik Review Standar Pelayanan di RSD KRMT Wongsonegoro, Kamis, 24 Juli 2025.
BACA JUGA: Segera Beroperasi, Gedung Kanker Terpadu RSUD KRMT Wongsonegoro Tunggu Izin Bapeten
Ketika stok darah kosong, lanjut dia, pelayanan rumah sakit akan terhambat. Akhirnya, dibentuklah UPDRS (Unit Pengelola Darah Rumah Sakit) di RSWN.
“Dengan adanya UPDRS, bisa lebih mempercepat layanan. Pasien lebih cepat tertangani dengan adanya unit pengelola darah rumah sakit ini sendiri,” papar dia.
Pihaknya juga menggandeng beberapa organisasi profesi atau kemasyarakatan yang ingin menggelar donor darah. Pasalnya kebutuhan darah yang diperlukan setiap bulan mencapi 1500 kantong darah.
“Kita merangkul banyak kalangan agar mau mendonorkan darah di RS ini supaya ketersediaan darah terpenuhi. Dengan cara pemberdayaan donor tadi kita merangkul beberapa organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan. Apabila mereka punya event-event misalnya HUT organisasi profesi gitu ya, itu bisa menyelenggarakan salah satunya kegiatan adalah donor darah sukarela,” ucapnya.
Inovasi Pelita Darah Wong Semarang
Dengan UPDRS ini, rumah sakit bisa mencari donor, mengelola darah sendiri, menggunakannya bahkan mendistribusikan ke pasien.
“Dulu kita berbentuk Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), sehingga hanya bisa mendistribusikan darah yang kita ambil dari PMI untuk transfusi. Dengan UPDRS, RSWN bisa mengelola sendiri bahkan mendistribusikan ke pasien,” imbuhnya.
Ruangan UPDRS berada di gedung IGD lantai 2 RSD KRMT Wongsonegoro Semarang.
Sementara itu, Direktur RSWN, Eko Krisnarto dalam sambutannya mengatakan, jika inovasi penyediaan darah ini merupakan pelayanan publik yang sangat masyarakat perlukan.
“Inovasi ini menjadi jawaban dari salah satu pelayanan publik yang memang masyarakat butuhkan untuk penyediaan darah. Sehingga dengan inovasi ini RSWN bisa bekerjasama dengan rumah sakit lainnya dalam hal penyediaan darah,” papar dia.
Dalam kesempatan tersebut juga dilaunching inovasi layanan Semarang Obesity Center di RSD KRMT Wongsonegoro.
Tak hanya itu, RSWN juga memiliki beberapa inovasi lain, di antaranya:
1. MAS TADIN SULTAN MATARA
(Rumah Sakit Tanpa Dinding sebagai Pusat Layanan Konsultasi, Terapi Dan Rehabilitasi Kesehatan Mental Remaja untuk Tingkatkan Generasi Emas Kota Semarang).
Ini merupakan layanan skrining atau deteksi dini kesehatan mental remaja di Kota Semarang, menggunakan Aplikasi yang bernama “SULTAN MATARAM”. Aplikasi tersebut telah terintegrasi pada Aplikasi MY RSWN yang dapat download pada Playstore.
Inovasi MAS TADIN SULTAN MATARAM bertujuan untuk menurunkan prevalensi gangguan depresi pada remaja, meningkatkan skrining Kesehatan mental, mempercepat penanganan dan meningkatkan indeks Pembangunan manusia di Kota Semarang.
RSWN juga telah menyediakan pelayanan rawat jalan ramah remaja “Klinik Remaja Prioritas”.
2. SIMANTAP atau Sistem Pelayanan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) Satu Atap.
Layanan Kesehatan Jiwa untuk menilai kepribadian dan mengetahui kondisi mental seseorang. Pemeriksaan MMPI dapat dilakukan dg menggunakan Aplikasi My RSWN yg terintegrasi dengan Siwongso. Tujuan Aplikasi SIMANTAP melakukan perubahan indikator kinerja RB Tematik khususnya terciptanya birokrasi tangkas dan pelayanan publik prima berbasis digital.
Hal ini lantaran dapat mempercepat reformasi birokrasi pemerintahan yang bersih, efektif dan berdaya saing dengan menitikberatkan efisiensi pelayanan MMPI yang berorientasi pelayanan dan tertangani secara komprehensif.
3. SIMONA CANTIK (Sistem Monitoring dan Pencatatan Penggantian Alat Secara Periodik).
Inovasi ini menginterpretasikan mengenai kepatuhan petugas dalam memonitoring penggantian alat medis di ruang intensif RSD KRMT Wongsonegoro Semarang.
Perawat melakukan monitoring alat medis dengan cara menempelkan label warna sesuai dengan hari penggantian alat medis tersebut, Aplikasi ini telah terintegrasi pada Aplikasi SIWONGSO (Sistem Wongsonegoro).
Aplikasi SIMONA CANTIK bertujuan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien secara komprehensif dalam pemantauan penggantian alat medis secara efektif di RSWN Semarang.