“Kami juga menghimbau kepada warga Kabupaten Semarang untuk saling menjaga Kamtibmas di bulan Ramadhan ini, pastikan kondisi rumah saat hendak pergi beribadah, serta bagi adik-adik pemuda untuk tidak melakukan kegiatan yang mengganggu ketentraman warga sekitar dengan tidak membunyikan petasan, melakukan balapan liar maupun perang sarung. Mari saling menjaga keamanan dan toleransi di lingkungan masyarakat,” pungkasnya.
BACA JUGA: Balap Liar Kian Marak Selama Ramadhan, Tindak Tegas Aksi Ugal-ugalan di Jalan Raya
Patroli Ramadhan: Antara Preventif atau Kuratif
Meskipun Kapolres Semarang telah melakukan patroli Ramadhan, seharusnya ada upaya alternatif sebagai upaya preverentif berkembangnya aksi balapan liar. Mulai dari lingkungan kecil seperti keluarga, mendapat arahan dari guru di sekolah, dan mengembangkan lingkungan yang suporti di kalangan masyarakat.
Aksi balap liar biasanya tidak muncul secara tiba-tiba. Tentu saja berawal dari kebiasaan, hingga membentuk kecenderungan perilaku untuk menyimpang. Maka dari itu, peran para stakeholder menjadi hal yang sangat urgent untuk meminimalisir aksi balap liar.
Selain itu perlu ada upaya kuratif untuk mengurangi kebiasaan buruk generasi muda yang sudah terlanjur menyukai balap liar. Misalnya saja pemerintah memfasilitasi untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut menjadi bakat yang memiliki prospek tinggi, seperti menjadi seorang pembalap di event nasional.
Apabila semua lini bekerja sama dan menaruh perhatian serius terhadap masalah ini, bukan tidak mungkin aksi balapan liar tidak terjadi lagi. Adanya realitas tersebut menjadi sindiran halus bagi stakeholder di lingkungan pembalap liar remaja agar merencanakan upaya preventif dan kuratif secara komprehensif (*).