“Begitu mau masuk ke area sini, banyak sampah-sampah yang tidak diambil. Ini kan Ibukota provinsi jangan sampai malu-maluin gitu,” bebernya.
Saat memasuki area ticketing, ia bahkan mendapati beberapa titik spot yang masih kotor dan kurang terawat. “Mulai dari parkir, area ticketing, hingga di dalam masih kotor dan perlu banyak pembenahan-pembenahan,” tegasnya.
Mbak Ita menyesalkan kesiapan manajemen Semarang Zoo dalam menghadapi momen Libur Lebaran 2024 yang di nilai perlu evaluasi.
Sidak Taman Satwa Semarang Zoo
“Ini kan menyambut Libur Lebaran, cuti panjang. Mestinya manajemen bisa menyiapkan dengan baik sehingga masyarakat yang datang kesini gak akan kapok. Mereka akan datang kembali kesini lagi atau bahkan menularkan berita yang baik kepada tetangganya, kepada saudaranya,” paparnya.
“Enggak perlu menunggu libur lebaran, jika tersiar berita baik tentang Semarang Zoo. Pasti jika ada momen di hari minggu atau akhir pekan. Mereka akan mengunjungi taman satwa Semarang Zoo lagi,” kata dia.
Ia menyebut, jika Semarang Zoo ramai, otomatis Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masuk ke Pemerintah Kota juga akan mengalami kenaikan.
“Padahal, Semarang Zoo ini jadi salah satu andalan PAD Pemerintah Kota. Sekaligus kesan atau wajahnya tempat wisata Kota Semarang. Saya harap manajemen bisa melakukan perubahan signifikan, karena BUMD kan lebih luwes bisa bekerja sama dengan semua pihak (stakeholder) untuk win win solution. Agar tentunya, taman satwanya bagus, pendapatan PAD juga bisa memberikan kontribusi bagi kota Semarang. Dan investor akan senang karena mendapatkan keuntungan yang menjanjikan,” jelas Mbak Ita. (*)
Editor: Elly Amaliyah