Rahmat menyampaikan, bagi penyelenggara moda transportasi, QRIS sangat tepat untuk digunakan karena interoperabilitas, kemudahan, dan keamanan yang disediakan. Pramujasa pada moda transportasi juga akan terhindar dari transaksi dengan uang palsu serta tidak perlu lagi menyediakan uang pecahan kecil sebagai kembalian.
“Dari sisi transaksinya, QRIS baik statis dan dinamis dapat langsung dipindai (scan) oleh pelanggan melalui smartphone penumpang transportasi dan seketika transaksi dapat langsung terjadi, ” katanya.
Bank Indonesia menargetkan 2,1juta pengguna QRIS di Jawa Tengah. Ke depan, untuk mencapai target tersebut selain melakukan sosialisasi kepada pegawai pemerintahan, Bank Indonesia akan terus melakukan sosialisasi kepada perbankan dan UMKM.
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah juga berkomitmen terus mendukung perluasan digitalisasi sistem pembayaran QRIS pada terminal-terminal angkutan umum. (Ak/El)