“Tidak ada perubahan (survei) signifikan karena waktunya hanya tersisa 11 hari saja. Artinya 11 hari jika ingin mengubah tren ini maka akan sulit. Pasangan bu Agustin Iswar ini trennya naik terus, kalau trennya naik maka elektabilitas juga akan naik,” sebut dia.
Darmawan menjelaskan penyebab elektabilitas Yoyok Sukawi dan Joko Santoso turun lantaran beberapa hal. Salah satunya yakni tidak berjalannya mesin partai Koalisi Semarang Maju.
“Artinya hanya beberapa saja (bekerja). Kuat dugaan beli partai sangat kuat, hanya sekedar tiketing saja untuk maju, tapi grassroot-nya tidak berjalan,” Papar dia.
Kedua, lanjut dia, akar permasalahan dari hasil survei yang Aksara temukan, bahwa tren turun karena permasalah di PSIS itu sendiri.
“Masalah PSIS hari ini cukup berpengaruh, terhadap pilihan paslon nomor 2. Padahal popularitas mas Yoyok cukup tinggi tapi elektabilitas terus menurun trennya. Ini juga karena mas Yoyok sendiri, bukan karena popularitas Wakilnya Joko Santoso,” terang dia.
Sementara, untuk paslon nomor 1, ada beberapa variabel elektabilitas naik. Pertama, karena solidnya kerja mesin partai dan relawan yang mendukung Agustina-Iswar.
“Sentimen-sentimen yang dikeluarkan paslon lain, seperti isu agama, gender, juga tidak berdampak. Hal ini karena masyarakat kota Semarang cenderung tidak mempermasalahkan urusan politik dengan hal itu,” imbuhnya. (*)