Lebih lanjut, Royen meyayangkan beberapa orang yang tak lagi berminat dalam memelihara reptil kemudian menjualnya dengan harga murah. Menurutnya, hal tersebut dapat merusak harga pasar dan merugikan pihak pedagang.
“Kadang-kadang orang ikutan nghype, terus beli beberapa hewan reptil, tapi bosen terus jual murah, kalau kaya gitu hancur harga hewan-hewan reptil ini,” ungkap Royen yang merupakan pemilik toko 7 Reptil ini.
Bahkan, menurut Royen, bisnis hewan reptil lebih menjanjikan 5 tahun yang lalu. Paska pandemi, lanjutnya, banyak pedagang-pedagang baru bermunculan tidak berbanding lurus dengan jumlah penghobi hewan reptil.
“Lebih menjanjikan 5 tahun yang lalu, reptil itu segmented, penghobinya sedikit khusus yang suka-suka aja, beda sama burung dan ikan, di reptil sekarang lebih banyak seller,” ungkapnya.
Meski begitu, Royen tetap akan terus bertahan di bisnis dunia reptil tersebut. Ia berharap, persaingan harga hewan reptil dapat terjaga dan mensejahterakan pedagang.
“Untuk penghobi reptil tetaplah jaga passion, jangan karena ikut-ikutan terus ilang, karena dengan tetap jaga itu bisa menahan harga reptil, efeknya ke pedagang,” pungkasnya (*).
Editor: Andi Naga Wulan.