Ia memberikan dukungan terhadap Tular Nalar dalam menjalankan kegiatan edukasi dan sosialisasi seputar literasi digital serta kemampuan berpikir kritis kepada masyarakat.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan kemampuan akan literasi digital tidak hanya bagi kaum muda tapi semuanya agar melek digital,” ungkapnya.
Semantara, Founder dan director Patjarmerah Windy Ariestanty menyebut bahwa kegiatan literasi tidak hanya sebatas buku. Namun juga memahami ilmu pengetahuan termasuk teknologi digital dan internet.
“Buku digital dan non digital berkembang dengan saling menguatkan. Lakukanlah dengan cara-cara yang menyenangkan dalam memberikan wawasan tentang hoax dan literasi. Contohnya adalah apa yang dilakukan Tular Nalar dengan membuat permainan-permainan dan kegiatan yang menyenangkan. Sehingga dapat di terima dengan mudah oleh masyarakat,” paparnya.
Ia menyebut jika komunitas bisa berjejaring dalam memperkaya literasinya. Menciptakan ekosistem adalah dengan membuat komunitas yang berjejaring karena masing-masing komunitas tentu memiliki literasi yang berbeda-beda. Wawasan dan jejaring antar komunitas tersebut nantinya akan memiliki dampak kepada masyarakat.
Sedangkan, Koordinator Divisi Kurikulum Tular Nalar, Giri Lumakto mengatakan literasi apapun bentuknya memiliki peran yang penting bagi perkembangan kota.
“Perkembangan literasi dalam hal ini literasi digital akan terus berkembang seiring perkembangan peradaban. Hal ini tentu akan mempengaruhi kota dan manusia yang ada didalamnya. Untuk itu literasi menjadi poin penting dalam mewujudkan kemajuan masyarakat,” tambahnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah