SEMARANG, beritajateng.tv – Sebuah kendaraan angkut karyawan yang jamak digunakan di pertambangan (manhauler) mulai terangkat salah satu sisinya. Pelan tapi pasti sudut kemiringan platform datar setinggi 80 centimeter dari lantai terus bertambah.
Pada posisi sudut kemiringan 28° manhauler tipe warrior masih cukup stabil menapak pada platform datar. Seiring dengan bertambahnya sudut kemiringan kestabilan kendaraan tersebut kestabilan mulai goyah.
Hingga mendekati sudut kemiringan 40°, manhauler bercat putih tersebut akhirnya terguling dan terbanting menghantam lantai hingga menimbulkan suara benturan yang sangat keras.
Tak beberapa lama kemudian beberapa kru segera mendatangi kendaraan tersebut untuk memeriksa dan melakukan serangkaian observasi detail terhadap bagian interior kendaraan tersebut.
Ini menjadi pemandangan yang tersaji saat dilakukan rollover test (uji guling) kendaraan manhauler, yang dilakukan pada fasilitas uji PT Laksana Bus Manufaktur, Ungaran Kabupaten Semarang, Kamis 18 Desember 2025.
BACA JUGA: Kecelakaan Maut di Salatiga: Pelajar 16 Tahun Tewas Usai Tabrak Kendaraan
Direktur Teknik PT Laksana Bus Manufaktur, Stefan Arman mengungkapkan, hari ini melakukan uji guling standar United Nation Economic Commission of Europe Regulation Number 66 (UN ECE R66).
Yang membedakan dengan uji serupa sebelumnya, kali ini untuk kendaraan berat nonbus, tetapi manhauler atau kendaraan angkut karyawan yang jamak digunakan pada industri pertambangan.
Dan yang lebih spesial lagi, lanjutnya, kali ini merupakan pengujian yang pertama kali di Indonesia untuk kendaraan utuh. “Jadi bukan hanya rangkanya saja, tetapi kendaraan mainholer secara utuh,” jelasnya.
Uji guling UN ECE R66 merupakan salah satu standar keselamatan paling penting dalam industri kendaraan penumpang. Pengujian ini bertujuan menilai kemampuan struktur bodi dalam mempertahankan ruang aman penumpang atau survival space ketika kendaraan mengalami kondisi terguling.













