Secara teknis, pengujian mencakup evaluasi terkait dengan kekuatan rangka utama, pilar samping, struktur atap dan titik sambungan antar elemen bodi.
Selain itu juga kemampuan struktur dalam menyerap dan mendistribusikan energi benturan tanpa menimbulkan deformasi berlebih yang dapat membahayakan penumpang.
Standar ini menuntut akurasi desain, kualitas material, serta konsistensi proses manufaktur. “Dari pengujian kali ini, tambah Stefan, cukup memuaskan karena standar minimal uji guling UN ECE R66 dapat terpenuhi.
BACA JUGA: Pantura Lumpuh, Banjir Menggenang di Semarang Sebabkan Kendaraan Mogok dan Kemacetan Panjang
Bahkan dari uji kali ini juga terungkap, bahwa hasilnya bisa terbilang lebih memuaskan daripada hasil uji simulasi menggunakan komputer.
Masih menurut Stefan, ini menjadi bagian penting dari upaya kita untuk mengevaluasi produk kami,” jelasnya. Terlebih Laksana Bus Manufaktur berkomitmen dalam mengutamakan keselamatan, kekuatan struktur serta kepatuhan terhadap regulasi internasional.
Sehingga uji guling ini juga dipantau oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) keselamatan transportasi, termasuk juga beberapa perwakilan akademisi dan agen tunggal pemegang merek (ATPM).
“Kegiatan ini melibatkan dan mengundang berbagai pemangku kepentingan lintas sektor sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas proses pengujian,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila













