“Aku akhirnya mau merantau ke Semarang jaga warung karena di Madura nggak ada pekerjaan, ini diajak saudara yang sekarang pulang kampung,” ucapnya.
BACA JUGA: Mitra Tokopedia Apresiasi Pegiat Usaha Tradisional
Hubungan erat antar penjaga warung kelontong Madura
Di sisi lain, Sahid mengatakan dirinya mengenal baik beberapa penjaga warung kelontong Madura lainnya di Semarang. Hal tersebut lantaran tak jarang mereka memiliki pertemuan khusus.
Meski bukan suatu kelompok yang resmi dan terstruktur, hal itu cukup menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas mereka sebagai sesama perantau Madura di Kota Semarang.
“Kumpul gitu biasanya sekalian arisan,” imbuhnya.
BACA JUGA: Razia Minuman Beralkohol, Satpol PP Kota Semarang Sita 194 Botol Berbagai Jenis
Selain itu, penjaga warung kelontong Madura juga terkenal akan sistem rolling. Sahid, misalnya. Tujuh tahun bekerja di Jakarta, ia menyetujui ajakan saudaranya untuk pindah ke Semarang. Hal itu lantaran ia tertantang untuk mencoba suasana baru di kota yang tidak sebesar Jakarta.
“Di Jakarta udah terlalu ramai, warung Madura udah banyak banget. Pindah ke Semarang yang masih sedikit, kebetulan punya saudara juga, jadi sekalian buat cari suasana lain,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi