SEMARANG, beritajateng.tv – Bisnis sewa iPhone belakangan menjadi pilihan konsumen, baik untuk sekadar bergaya maupun keperluan dokumentasi. Pasalnya, hanya dengan biaya ratusan ribu, mereka bisa menggunakan satu buah iPhone bebas sepuasnya.
Namun, di balik peluang cuan yang bisa datang tiap bulannya, bisnis ini tentu bukan tanpa resiko. Apa saja risikonya?
Salah satu orang yang memanfaatkan minat masyarakat terhadap iPhone ini adalah Fickyh Kurniawan. Laki-laki asal Mijen, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang itu sudah setengah tahun membuka jasa sewa iPhone.
Ia mengungkapkan, beberapa risiko saat menjalani bisnis sewa iPhone antara lain risiko unit rusak, dibawa kabur, hingga digadaikan.
“Sebenarnya kalau saya Alhamdullah unit nggak pernah rusak parah, paling layar atau tempered glass pecah, tapi itu udah biasa. Kalau cuma pecah, LCD lepas, atau yang masih ringan itu nggak saya kenai denda,” jelasnya kepada beritajateng.tv, Rabu, 17 Januari 2024.
Selain rusak, salah satu risiko paling bahaya adalah ketika unit dibawa kabur oleh penyewa. Bahkan menurut Fickyh, dirinya pernah menemukan penyewa yang menggadaikan iPhone sewaannya.
Beruntung, saat itu Fickyh masih dapat melacak dan menemukan lokasinya. Hanya saja, ia harus rela izin dari kantornya untuk mencari dan mendatangi penyewa itu.
“Kebetulan HP-nya aktif jadi masih bisa saya lacak. Saya lacak akhirnya ketemu posisi HP di tukang gadai, untung gadainya perorangan bukan Pegadaian, langsung pihak gadai urusi karena dia juga takut saya kira penadah, Alhamdulillah HP-nya bisa balik,” ceritanya.
Minimalisir risiko bisnis sewa iPhone dengan keamanan
Untuk mengantisipasi risiko-risiko tersebut, Fickyh kemudian mencari cara untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak ia ingikan. Salah satunya adalah dengan menahan data diri penyewa selama masa penyewaan.