Dinas Pendidikan Kota Semarang menargetkan 267 anak yang masuk keluarga miskin ekstrem bisa mengenyam pendidikan dengan layak di semua jenjang.
“Sehingga perlu ada intervensi. Dari 267 anak, Alhamdulillah kami sudah mendapat beberapa support. Saat ini tinggal 30 anak,” katanya.
Selanjutnya, Dinas Pendidikan Kota Semarang melakukan pemetaan mulai dari jenjang SD, SMP atau SMA. “Jenis intervensi yang Dinas lakukan. Yakni yang pertama dengan memindahkan mereka ke sekolah negeri, sehingga bisa sekolah gratis atau kita pindahkan ke sekolah-sekolah swasta gratis,” katanya.
Namun, lanjut Bambang, jika memang anak itu tetap ingin bersekolah di situ, maka dinas akan mencarikan CSR.
“Kami buat kolaborasi, seperti di Permata Bangsa School ini memberikan beasiswa kepada lima anak, sampai sekolahnya selesai. Kita carikan anak-anak kurang mampu yang tinggal di sekitar Tembalang dan Banyumanik untuk sekolah di Permata Bangsa ini,” ujarnya.
Tak hanya itu, Dinas Pendidikan juga akan mencarikan orang tua asuh dan CSR untuk membantu anak-anak yang kurang mampu agar tetap bersekolah.
“Ke depan, akan kami carikan orang tua asuh yang memberikan beasiswa sampai sekolahnya selesai. Mulai dari saya dulu, sebagai Kepala Dinas Pendidikan akan saya biayai satu anak kurang mampu hingga lulus. Akan saya ajak juga pejabat, dan kembangkan ke perusahaan dan tokoh masyarakat. Saya yakin dengan begitu persoalan pendidikan ini akan segera selesai,” jelasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah