DEMAK, beritajateng.tv – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mencatat jumlah warga yang mengungsi mencapai 8.170 orang yang berasal dari berbagai daerah yang terdampak banjir di Karanganyar Demak.
“Jumlah warga yang mengungsi sebanyak itu, merupakan hasil pendataan per Kamis (9/2/2023) pukul 22.00 WIB,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M Agus Nugroho Luhur, di Demak, Jumat, 10 Februari 2024.
Tentunya, kata Agus, jumlah pengungsi tersebut juga sudah termasuk dampak banjir yang dialami warga di Kecamatan Karanganyar, menyusul jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Sungai Jratun.
Ribuan pengungsi tersebut, ada yang menempati tempat ibadah, balai desa, dan sekolah. Sedangkan pengungsi terbanyak di Desa Kedungwaru Lor mencapai 4.500 jiwa, disusul Desa Undaan Kidul mencapai 2.569 orang. Sedangkan tempat lainnya jumlah pengungsi bervariasi.
Ia mengungkapkan tanggul Sungai Jratun jebol karena debit air yang tinggi, sehingga tanggul yang berada di Desa Tambirejo (Kecamatan Gajah) ikut jebol dengan panjang antara 15-20 sentimeter (cm).
Sementara tanggul Sungai Wulan yang jebol, kata Agus, terjadi di dua titik, yakni di Dukuh Norowito.
Dampak banjir Karanganyar Demak
Akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Jratun, mengakibatkan empat desa di Kecamatan Karanganyar terdampak banjir. Seperti Desa Ketanjung, Desa Karanganyar, Desa Undaan Lor, dan Desa Ngemplik Wetan dengan jumlah rumah terdampak 1.350-an rumah.