BACA JUGA: 10 Sapi di Gunungpati Mati Mendadak, Dinas Pertanian Kirim Sampel ke BBVet
Adapun hasil laboraturiun dapat diketahui dalam tiga hingga empat hari.
“Hasil uji laboratorium bisa dilihat 3-4 hari setelah sampel diterima,” ungkap Johan.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian, Hernowo Budi Luhur menyebut bahwa dari tanggal 2 – 6 Agustus kemarin, sebanyak sembilan ekor mati dari empat pertenak dalam kelompok Rukun Makmur, Kelurahan Cepoko Gunungpati.
Adapun sapi yang mati ini berada dalam satu kandang, sementara sapi lainnya di kandang terpisah tidak mengalami kematian.
“Ini lokasinya terpisah dengan kandang lainnya, salah satu peternak punya 15 sapi. Nah yang lima ini dalam satu kandang,” tuturnya.
BACA JUGA: Pilih Kerbau, Kenapa di Kudus Jawa Tengah Jarang Kurban Sapi? Begini Riwayatnya Terkait Tradisi
Adapun dari informasi yang ada, lanjut Hernowo peternak tersebut sempat mendatangkan sapi baru pada akhir Juli dari Ambarawa. Setelah sampai sapi tersebut sakit dengan gejala ngorok yang diduga terkena Bovine Ephemeral Fever (BEF).
“Gejala sapi yang mati kemarin lemas, dan akhirnya di potong di kandang. Laporan dari petugas darah yang keluar cenderung sedikit,” bebernya. (*)