“Waktu itu konsep tobacco cafe belum banyak, bahkan bisa saya bilang Mukti Cafe menjadi satu-satunya di Semarang. Kenapa mengambil konsep kedai kopi, karena kalau Mukti Cafe, orang-orang yang nggak kenal dengan tembakau tetap berkunjung. Jadi kita perkenalkan produk kopi sekaligus produk tembakau,” lanjutnya.
Mengumpulkan Pecinta Tembakau, Kopi, dan Mie dalam Satu Tempat
Saat memasuki Mukti Cafe, aroma tembakau yang menyengat langsung menyambut pengunjung. Sebab, lantai satu memang secara khusus memajang puluhan toples yang berisi berbagai macam tembakau. Barulah setelah melewati tangga besi melingkar ke lantai dua, pengunjung dapat menemukan ruangan yang difungsikan sebagai kedai kopi.
Namun, sejak 2020, tak hanya tembakau dan kopi, Radika menjelaskan bahwa pihaknya mencoba membuka peruntungan baru. Yakni dengan membuka kedai yang menjual berbagai jenis bakmie. Namanya adalah Mie Makmur.
“Jadi sekalian di samping memperkenalkan kopi dan tembakau, kini berkembang lagi sekarang ada warung bakmie,” ungkapnya.
Mukti Cafe bisa dibilang merupakan tempat yang lengkap karena menyediakan beragam menu makanan. Mulai kopi, teh, cokelat, camilan, hingga bakmie. Kisaranan harganya pun terjangkau, mulai dari Rp 15 ribu – Rp 27 ribu saja.
Sedangkan untuk tembakau juga variatif, tergantung jenis dan kualitas. Umumnya tembakau dibandrol Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu per-onsnya.(*)
Editor: Farah Nazila