SEMARANG, beritajateng.tv – Sebagai tokoh emansipasi wanita, Raden Ajeng (RA) Kartini memiliki keinginan mulia untuk menyetarakan wanita. Untuk mewujudkannya, ia ingin mendirikan sekolah yang berisi perempuan utamanya dari ekonomi menengah ke bawah.
Namun sayang, keinginan tersebut belum tercapai hingga Kartini meninggal pada tahun 1904 silam. Beruntung, sekelompok orang yang mengidolakan pemikiran Kartini kemudian membantu perwujudan Sekolah Kartini pada 1913.
Mereka kemudian mendirikan sejumlah Sekolah Kartini di berbagai daerah. Salah satunya Sekolah Kartini yang berada di Kota Semarang.
Terletak di Jalan RA. Kartini Nomor 151, Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, Sekolah Kartini kini berubah nama menjadi SDN Sarirejo.
Berbeda dengan sekolah lainnya, saat itu Sekolah Kartini tak hanya mengajarkan murid-muridnya tentang baca tulis. Akan tetapi juga kewanitaan seperti membatik, menjahit, dan memasak.
Salah satunya terlihat dari peninggalan mesin jahit yang konon telah berusia puluhan tahun.
“Kalau mesin jahit perkiraan saya sejak awal berdirinya sekolah ini, soalnya dari awal sekolah ini khusus anak perempuan,” kata seorang guru senior SDN Sarirejo, Suwarni saat beritajateng.tv berkunjung, Rabu, 17 April 2024.
Suwarni menjelaskan, menjahit, menyulam dan memasak memang merupakan mata pelajaran wajib saat itu. Konon, kata dia, sekolah dulunya juga menyediakan belasan mesin jahit untuk digunakan siswi.