BACA JUGA: Sosok Arie Putra dan Budi Adiputro, Host yang Dukung Dinasti Politik Bikin Pandji Kaget
Arti Asian Value
Konsep Asian Value lahir di akhir abad ke-20 dan semakin berkembang di tangan sejumlah politikus dari Asia. Konsep ini muncul sebagai alternatif dari nilai-nilai politik Barat seperti Hak Asasi Manusia, demokrasi, dan kapitalisme.
Pada awal kemunculannya, Asian Value dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi politik Barat yang kala itu masih banyak melakukan penjajahan di berbagai negara.
Asian Values menjadi sangat kuat di kawasan Asia Timur pasca Perang Dunia II karena adanya kesamaan budaya, terutama yang berakar dari warisan Konfusianisme.
Pendukung konsep ini berpendapat bahwa penerapan nilai-nilai politik Barat tidak cocok di negara-negara Asia Timur yang memiliki pola pemerintahan berbasis kerajaan dan kekaisaran.
Mereka percaya bahwa tatanan sosial dan politik Barat hanya mementingkan kepentingan individu dan merusak dinamisme ekonomi serta tatanan lama.
BACA JUGA: Pandji Pragiwaksono Sentil Arie Putra yang Sebut Dinasti Politik adalah Human Rights
Konsep utama Asian Values
Asian Values menekankan beberapa konsep utama yang sering para pendukungnya gaungkan, yakni disiplin, kerja keras, dan penghormatan terhadap otoritas.
Konsep ini pertama kali mendapatkan perhatian publik ketika terlontar oleh PM Singapura, Lee Kuan Yew, dan semakin populer pada periode 1980 hingga 1990-an.
Selain Lee Kuan Yew, Mahathir Mohamad dari Malaysia juga menjadi tokoh yang mempopulerkan konsep ini.
Namun, Asian Values sering kali mendapat kritik karena banyak yang menganggapnya sebagai tameng untuk melindungi kepentingan elit otoriter. (*)