“Viral yang mana dulu? Kan banyak yang viral. Makanya saya minta tolong kalau viral itu cek-recheck–final check terkait dengan kebenaran suatu berita. Jangan sampai nanti jadi kontraproduktif,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Luthfi juga mengapresiasi kepada pihak yang memviralkan penambangan yang terjadi di Banyumas.
“Kami mengucapkan terima kasih kalau ada beberapa yang memviralkan dan kami akan menindaklanjuti dengan benar,” pungkasnya.
BACA JUGA: Warganya Protes Tambang di Kedungbanteng dan Baturaden, Bupati Banyumas Curhat ke Ahmad Luthfi
Unjuk rasa atau protes warga Baseh dan aktivis lingkungan tersiar melalui akun Instagram @purwokertoonline, Selasa, 9 Desember 2025 lalu. Mereka mendesak untuk pemerintah menutup permanen tambang milik PT DBA.
“Puluhan warga Baseh bersama aktivis lingkungan turun ke jalan, mendesak penutupan permanen tambang PT DBA di Bukit Jenar, Banyumas. Selama empat tahun beroperasi, aktivitas tambang disebut telah merusak kolam ikan warga, serta menimbun sawah dengan sedimen pasir dan kerikil,” tulis akun tersebut.
“Sedimentasi tebal yang terbawa air hujan kini mengubah struktur tanah, menurunkan produktivitas pertanian, hingga merusak kualitas air kolam. Warga berharap DPRD Banyumas segera memanggil seluruh pihak terkait dan mengambil langkah nyata sebelum kerusakan semakin meluas,” imbuhnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













