Saleh menyebut langkah-langkah tersebut penting untuk meminimalkan potensi kerugian dan mempercepat pemulihan pascabencana.
Terkait penanggulangan bencana, Saleh menegaskan bahwa sinergi antarpihak sangat penting. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga desa harus terhubung dalam sistem informasi dan koordinasi yang baik.
Selain itu, komunitas relawan, perguruan tinggi, media, dan sektor swasta juga harus menjadi bagian dari ekosistem penanggulangan bencana.
“Penanganan bencana adalah urusan bersama, bukan hanya tugas pemerintah,” tegasnya.
Saleh menyatakan bahwa edukasi publik harus dilakukan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan media yang dekat dengan masyarakat, seperti sekolah, rumah ibadah, radio komunitas, media sosial, hingga pelatihan di desa. Informasi yang diberikan harus sederhana, aplikatif, dan mudah dipahami.
BACA JUGA: Genuksari Kebanjiran, Mohammad Saleh Datangi Warga dan Bagikan Sembako
Ia juga mengingatkan bahaya hoaks yang sering muncul saat bencana. Menurutnya, disinformasi dapat memperburuk keadaan dan membuat penanganan menjadi lambat.
“Masyarakat harus mengutamakan informasi resmi dari BPBD atau BNPB. Media perlu memperkuat cek fakta, dan pemerintah harus mempercepat arus informasi resmi. Pelaku penyebaran hoaks harus di tindak tegas demi keselamatan publik,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Mohammad Saleh mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk selalu waspada, menjaga lingkungan, saling peduli, serta aktif mengikuti pelatihan kebencanaan.
“Semoga dengan semangat Sinergi Bersama Bangun Jateng Tangguh Bencana, Jawa Tengah menjadi daerah yang lebih aman, resilien, dan kuat menghadapi tantangan ke depan,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila













