Agustina menyebut kebijakan ini, perlu disiapkan kegiatan yang positif, sehingga anak-anak tidak terjun ke hal yang negatif atau merugikan.
“Misalnya dengan menambah kegiatan sore hari, bisa mengaji, les menari atau yang lainnya, terutama untuk anak-anak ditingkat RT agar punya keterampilan khusus untuk mempersiapkan masa depan,” jelasnya.
Atau lanjut dia, dengan kegiatan les mata pelajaran tertentu seperti bahasa Inggris, Matematika dan lainnya. “Misal kalau les menari, bisa buat pentas saat Agustusan. Atau les lain seperti bahasa Inggris dan lainnya,” bebernya.
Perlu Kajian Enam Hari Sekolah
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan, Joko Hartono mengatakan jika di Kota Semarang khususnya untuk SD dan SMP maupun PAUD saat ini belum ada wacana sekolah 6 hari.
“Kami lihat nanti perkembangan selanjutnya. Jadi, saat ini masih sama 5 hari sekolah, belum ada wacana ke sana. Nanti kami ikuti perkembangannya. Mungkin akan ada evaluasi,” kata Joko.
Terkait perlunya kajian apabila ingin memberlakukan kembali sekolah 6 hari. Joko menyebut perlu kajian untuk sebuah keputusan kebijakan, termasuk kajian melalui penelitian ilmiah.
“Karena hasil penelitian ilmiahnya, tentu itu harus melalui sebuah kajian. Bukan sebuah keputusan yang tiba-tiba tapi keputusan yang mempertimbangkan hasil-hasil penelitian ilmiah. Kita ikuti petunjuk pimpinan,” imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah













