“Saya lihat ada semacam pendekatan yang lebih baik, sehingga menghilangkan trauma anak di rumah sakit dengan pakaian badut. Pelayanan ramah anak,” jelasnya.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, jika sebagai bagian dari pemerintah harus mempunyai pelayanan publik yang standar. Menurutnya, pelayanan publik ini menjadi salah satu poin pengelolaan pemerintah daerah.
“Saya minta kepada Direksi RSWN beserta seluruh jajaran untuk melayani service excellent atau pelayanan prima. Harus seperti ini, dari mulai masuk disambut dengan suasana yang nyaman, masuk ada satpam yang welcome,” kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Mbak Ita menambahkan, jika RSWN ini sudah menjadi smart hospital dengan berbagai sistem digitalnya. “RSWN ini kan sudah smart hospital, sehingga orang mau daftar, rawat jalan dan rawat inap sudah berbasis digital. Ketika kita pengunjung datang dan tidak tau tempatnya maka sudah ada robot yang menunjukkan,” kata Mbak Ita.
Menurut Mbak Ita, yang membedakan RSWN dengan Rumah Sakit lainnya yakni tahun ini akan ada pembangunan gedung perawatan kanker atau gedung onkologi radiasi.
“Saat ini kita sudah punya MRI 3 Tesla. Di Jawa Tengah alat ini hanya ada dua saja, yakni di RSUP dr Kariadi dan RSWN Kota Semarang. Ini jadi bagian dari kita melayani masyarakat secara utuh, sehingga harapannnya Rumah sakit ini menjadi rujukan dan menjadi pilihan,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Eko Krisnarto mengatakan, RSWN terus berinovasi sebagai rumah sakit ramah anak untuk menunjang program Pemerintah Kota Semarang.
“Kami melihat banyak anak-anak datang ke rumah sakit trauma, takut. Setelah kami lakukan dengan berbagai hal. Seperti perawat yang pakai pakaian badut, melakukan cerita ke anak, ternyata menenyenangkan bagi anak. Sehingga anak tidak takut,” paparnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah