“Kami sudah menyusuri sejumlah lokasi untuk mencari titik awal pencemaran. Tapi sampai sekarang belum diketahui asalnya,” ujarnya.
Andika menyebut cairan itu berasal dari saluran kecil di sekitar Jalan Barito, namun belum ada petunjuk apakah limbah tersebut berasal dari kegiatan industri ataupun rumah tangga.
Penelusuran tidak menemukan keberadaan pabrik tekstil atau industri yang menggunakan bahan pewarna di sekitar lokasi.
“Ini kejadian pertama. Kami menunggu hasil uji laboratorium dari DLH untuk mengetahui kandungannya,” jelasnya.
Meski air berubah warna cukup mencolok, Andika menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai bau menyengat ataupun dampak langsung terhadap lingkungan sekitar. Warga pun masih menunggu kabar resmi dari DLH mengenai tingkat bahaya limbah tersebut.
“Kami belum mengetahui dampaknya. Hari ini fokus mencari sumbernya terlebih dahulu,” ujarnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah













