Bahaya Rekrutmen Terorisme di Dunia Digital
Kepala BNPT juga memberi penekanan bahwa proses rekrutmen terorisme berlangsung sangat halus. Anak-anak sering tidak menyadari bahwa mereka terlibat dalam jaringan berbahaya. Karena itu, ia mengimbau orang tua lebih aktif mengawasi aktivitas digital anak.
Sebelumnya, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menyampaikan bahwa 110 anak itu tersebar di 23 provinsi di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat.
“Kami melihat mereka terekrut melalui media sosial. Orang tua perlu menjaga komunikasi terbuka dengan anak,” ucap Trunoyudo.
BACA JUGA: DPRD Semarang Soroti Rekrutmen PPPK, Dorong Penguatan Proses Seleksi Berbasis Kompetensi
Ia menambahkan bahwa Polri dan Densus 88 terus bergerak untuk memutus rantai rekrutmen. Menurutnya, pengawasan bersama menjadi kunci dalam menghadapi ancaman yang berkembang cepat melalui dunia digital. (*)








