Dia mengaku jika saat ini telah memiliki 50-60 murid, dengan area seluruh Kota Semarang.
“Memang DMS lebih cenderung ke privat, jadi kita yang datang ke rumah murid. Kalau murid gak ada yang anter, saya yang akan kesana. Areanya seluruh kota Semarang, tapi domisili sendiri di Ungaran,” sebutnya.
DMS sendiri setiap dua bulan sekali selalu melakukan evaluasi terhadap siswa siswinya, dengan menggelar perform dan pementasan.
“Mereka wajib untuk berani pentas. Entah itu di sini, di mall atau di tempat wisata. Bulan depan kita akan pentas di Dusun Semilir juga, setiap dua bulan sekali harus ada event untuk mementaskan apa yang sudah di pelajari, selama dua bulan itu materinya apa, mereka harus mementaskan, berani tampil,” Jelasnya.
Ia mengajak para orang tua untuk berperan serta dalam menggali potensi putra putrinya. Menurut dia, musik tidak butuh bakat, namun yang penting kemauan, kerja keras dan tekun.
“Bakat itu nomor seratus. Kalau kita bilang musik harus butuh bakat, justru itu cenderung kita menyalahkan sang Pencipta. Jadi semua orang bisa belajar musik, semua anak umur berapapun semua bisa belajar musik. Seperti Filosofi Jawa, tresno jalaran soko kulino, itu kunci untuk semua bidang, gak harus untuk musik saja, semua bisa di latih,” Paparnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah