Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJateng

620 Ribu Warga Jateng Miskin Ekstrem, Tersebar di 17 Daerah

×

620 Ribu Warga Jateng Miskin Ekstrem, Tersebar di 17 Daerah

Sebarkan artikel ini
miskin ekstrem Jateng
Kepala Dinas Sosial Jateng Tegoch Hadi Noegroho. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

Tegoch Hadi mendapati angka tertinggi di Kabupaten Banyumas dengan ART sebanyak 65.270 dan KRT sebanyak 20.445. Kemudian Kabupaten Kebumen dengan ART sebanyak 5.320 dan KRT sebanyak 15.863. Posisi ketiga ditempati Kabupaten Magelang dengan ART sebanyak 48.762 dan KRT sebanyak 14.698.

“Kemiskinan ekstrem ini memang kita pilih data yang kemiskinannya tertinggi di desa-desanya. Jadi tidak bisa menghitung bila Banyumas paling miskin. Karena masih banyak desa lain yang belum masuk hitungan. Kita hanya ambil di 923 desa untuk proses percepatan ini. Karena semua daerah pasti ada miskin ekstrem,” terangnya.

BACA JUGA: 147 Wilayah Pesisir Masuk Penanganan Kemiskinan Ekstrem, Dewan Dorong Pemprov Beri Perhatian

Pilot project pun sempat berjalan sebagaimana perintah Wakil Presiden KH Ma’aruf Amin. Adapun uji coba pengentasan kemiskinan telah berjalan pada 5 Kabupaten pada tahun 2021 lalu. Jateng menjadi salah satu dari tujuh provinsi yang terpilih sebagai pilot project. Setiap Kabupaten memiliki 25 desa yang mendapatkan intervensi untuk kemiskinan ekstrem, sehingga totalnya ada 125 desa.

“Tahun kedua yang sekarang ada 17 kabupaten, itu tambah lagi. Semua akan ada percepatannya. Kita coba intervensi semua sektor. Ya rumahnya, jamban, air bersih, listrik, empat layanan dasar menjadi sasaran provinsi, termasuk rumah tidak layak huni,” terangnya. .

Masih ada 16.910 anak tidak sekolah

Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan berfokus pada pencegahan stunting agar angkanya tidak terus bertambah. Tegoch Hadi juga menyebut ada 2 pola penanganan untuk difabel. Yakni bagi difabel non potensial dan potensial. Salah satunya melalui Kartu Jateng Sejahtera (KJS).

Sementara itu, pihaknya menyatakan adanya anak tidak sekolah (ATS) di 17 kabupaten tersebut. Yakni sebanyak 16.910 anak usia sekolah sampai dengan 18 tahun.

“Itu termasuk sasaran percepatan, karena kita tahu kalau dalam keluarga miskin memiliki anak yang bersekolah SMA boarding school yang langsung dapat kerja. Itu langsung bisa mengangkat keluarga,” terangnya..

Meski penuntasan kemiskinan lewat pendidikan cukup cepat dan efektif, namun tetap akan memakan waktu yang lama. Sebab, menggenjot ATS untuk kembali ke bersekolah bukan semudah membalik telapak tangan. (*)

Editor: Ricky Fitriyanto

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan