Luapan air sungai BKB, bagi Adran, menjadi penyebab utama terdampaknya SMKN 10 Semarang. Air yang masuk pun sulit untuk dipompa keluar. Oleh karenanya, genangannya akan bertahan lebih lama.
“Karena sungai depan [BKB] yang meluap cukup deras, sehingga banyak air yang masuk ke dalam sekolah. Sekolah pas memompa keluar kan masuk lagi, tapi siang ini perlahan mulai surut,” jelasnya.
9 sekolah di Kota Semarang terdampak banjir, jumlah bisa tambah
Di sisi lain, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Disdikbud Jateng, Kustrisaptono, mengungkap 9 sekolah terdampak di Kota Semarang akibat banjir itu masih bisa bertambah.
Alasannya, banjir juga menerjang wilayah lain seperti Kabupaten Grobogan dan Pekalongan. Saat ini, pihaknya mengaku tengah mendata sekolah-sekolah yang ada di 2 kabupaten tersebut.
Lebih lanjut, Kustrisaptono menegaskan pihaknya akan memberi bantuan bagi sekolah terdampak banjir. Adapun penyaluran bantuan itu melalui Unit Pengumpulan Zakat (UPZ).
Sebelumnya, SMAN 1 Sayung dan SMKN 1 Sayung di Kabupaten Demak telah mendapatkan bantuan pompa. Hingga saat ini, Kustri mengungkap ada 20 sekolah terdaftar yang akan mendapatkan bantuan. Sebanyak 9 sekolah di Kota Semarang itu pun menjadi tambahan penerima pompa.
BACA JUGA: Banjir di Kawasan Sawah Besar Semarang Masih Tinggi, Warga Kesulitan Cari Bahan Makanan
“Sekolah terdaftar sekitar 20 yang kena bencana, belum yang termasuk 9 sekolah ini. Sebelum hujan merata ini kan sudah ada bencana seperti di Karanganyar, Salem, Brebes, lalu di Gubug, Purwodadi, Toroh, itu kita beri bantuan semua, dana UPZ,” terangnya.
Perihal metode pembelajaran, Kustri mengaku pembelajaran di kala bencana bisa fleksibel.
“Proses pembelajaran kita buat fleksibel, bahwa ketika akses masuk tidak bisa, sekolah juga kondisinya banjir, boleh belajar daring. Kesehatan dan keselamatan guru sekaligus siswa itu prioritas,” ungkap Kustri. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi