Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Tak Lagi YOLO, Kini Gen Z Pilih Tren Baru YONO Buat Gaya Hidup

×

Tak Lagi YOLO, Kini Gen Z Pilih Tren Baru YONO Buat Gaya Hidup

Sebarkan artikel ini
YONO
Ilustrasi para muda-mudi berbahagia. (Pexels/Pixabay)

SEMARANG, beritajateng.tv – Tren YOLO mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan anak muda. Istilah gaya hidup tersebut sebenarnya tak hanya sekedar tren, namun juga pola pikir generasi Gen Z.

Istilah YOLO merupakan akronim dari You Only Live Once yang artinya “Kita Hidup Hanya Satu Kali”. Dalam praktiknya YOLO dimaknai sebagai pemikiran atau gaya hidup tanpa penyesalan dan mengambil risiko demi pengalaman.

Kemunculan istilah YOLO ini ada pasca pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Saat itu, banyak orang yang membalas dendam atas waktu yang hialng karena pengeluaran besar.

Maka muncul istilah YOLO economy, orang-orang membelanjakan uangnya untuk kesenangan semata, bukan keperluan yang mendesak.

Kini, tren tersebut memudar seiring berjalannya waktu. Lima tahun kemudian, Gen Z beralih ke YONO atau You Only Need One “Kamu Hanya Butuh Satu”.

BACA JUGA: Sering Dengar Kata Salty, Red Flag, FOMO? Ini Kata Pakar Unnes Soal Hobi Gen Z Suka Bikin Istilah Baru

Tak sedikit yang menganggap YONO sebagai tren yang lebih positif ketimbang YOLO. Sebab, konsep yang YONO usung adalah membeli sesuatu yang benar-benar dirasa penting untuk mencapai kebahagiaan.

Tren ini muncul sebagai respons terhadap berbagai tekanan ekonomi, seperti inflasi yang meningkat, pendapatan yang stagnan, dan ketidakpastian akan masa depan.

Generasi muda mulai meninggalkan kebiasaan konsumtif yang tidak terencana dan beralih ke pola hidup lebih hemat serta bijaksana.

Bagaimana cara menerapkan YONO?

1. Fokus pada Hal-Hal yang Bernilai

Pilihlah aktivitas, hubungan, dan tujuan yang benar-benar berarti bagi kehidupan kamu. Hindari terjebak dalam rutinitas yang tidak membawa kebahagiaan atau perkembangan pribadi.

2. Kurangi Konsumsi Berlebihan

Gaya hidup YONO mendorong kita untuk lebih bijak dalam mengelola barang-barang dan sumber daya yang kita miliki. Kurangi membeli barang yang tidak perlu dan fokus pada kualitas daripada kuantitas.

3. Minimalisme

Gaya hidup ini seringkali sejalan dengan prinsip minimalisme, di mana kita memprioritaskan barang dan aktivitas yang membawa nilai lebih dalam hidup. Kurangi barang-barang yang hanya memenuhi ruang dan tidak berguna.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan