SEMARANG, beritajateng.tv – Mengajak anak muda untuk peduli terhadap kelompok minoritas bukanlah hal yang mudah. Banyak dari mereka yang sebenarnya ingin berkontribusi tetapi merasa kesulitan untuk membaur dan memahami cara berinteraksi yang tepat.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Angelia Ramadhani, siswi SMAN 11 Semarang yang baru saja menyandang gelar sebagai Duta Aksi Sosial Indonesia 2025.
Menurut Angel, membangun kesadaran sosial di kalangan generasi muda tidak cukup hanya dengan mengajak secara langsung.
“Angel nggak pakai cara ‘Ayo kita gabung ke sini!’, tapi lebih ke menunjukkan aksi sosial secara nyata. Salah satunya lewat edukasi di media sosial Angel sendiri,” ujarnya saat beritajateng.tv wawancarai, belum lama ini.
BACA JUGA: Hadiri Perayaan Nyepi di Kota Semarang, Hendi Tegaskan Tak Ada Minoritas
Salah satu bentuk aksi Angel adalah dengan membagikan konten edukatif tentang bahasa isyarat di media sosialnya. Ia percaya, cara ini bisa menarik perhatian anak muda dengan cara yang unik dan menyenangkan.
“Konten tentang bahasa isyarat membuat banyak orang tertarik untuk belajar. Selain itu, Angel juga mengajarkan bagaimana anak-anak non-difabel bisa memberikan perlakuan yang baik kepada teman-teman difabel. Dari situ, kesadaran mereka tumbuh dengan sendirinya,” jelasnya.
Menurut Angel, membuat konten lewat sosial media lebih efektif untuk membantu generasi muda berani bersosialisasi dengan kelompok yang berbeda secara mental maupun fisik. Dengan memberikan contoh nyata seperti itu, mereka akan lebih mudah memahami pentingnya empati dan aksi sosial.
Namun, tantangan lain yang tak kalah sulit adalah bagaimana anak muda bisa membagi waktu antara sekolah dan aktivitas sosial. Ia menyebut, banyak yang ingin berkontribusi tetapi merasa terbatas oleh kesibukan akademik mereka.
Respon (1)