SEMARANG, beritajateng.tv – Kampung Bustaman di Kota Semarang sedang dalam tahap pengusulan menjadi cagar budaya non-benda.
Ketua RW 3 Kampung Bustaman, Azhar, mengungkapkan kampung tersebut merupakan salah satu kampung tertua di Kota Semarang yang menyimpan banyak potensi menarik.
Oleh karenanya, ia menyebut penting untuk menjaga kearifan Kampung Bustaman dengan melabelinya status cagar budaya non-benda.
“Kampung ini penuh cerita, penuh sejarah, kampung kuno di Kota Semarang, sehingga Bustaman baru diajukan cagar budaya non-benda,” kata Azhar usai menerima kunjungan Wamen Kebudayaan, Giring Ganesha, Sabtu, 15 Februari 2025 malam.
Azhar mengatakan, salah satu tradisi unik yang ada di Kampung Bustaman ialah Gebyuran Bustaman yang telah ada sejak tahun 1742. Tradisi perang air itu rutin berlangsung tiap tahunnya untuk menyambut bulan Ramadan.
BACA JUGA: Sambangi Kampung Bustaman Semarang, Wamen Giring Bakal Ubah Aset Negara jadi Pusat Budaya
Jika dikemas dengan menarik, kata Azhar, bukan tidak mungkin jika tradisi Gebyuran Bustaman akan menambah potensi destinasi pariwisata di Kota Semarang.
Di sisi lain, ia juga menyambut baik kunjungan Wamen Kebudayaan, Giring Ganesha, untuk mendata aset negara yang mangkrak di sekitar Kampung Bustaman. Harapannya, alih fungsi aset negara juga bisa memacu sektor ekonomi masyarakat.