SEMARANG, beritajateng.tv – Kuota jalur domisili yang berkurang dari 55 persen menjadi 33 persen pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 membuat jarak rumah siswa yang akan diterima semakin pendek.
Jika sebelumnya jarak terdekat bisa 1 kilometer, kini bisa jadi jarak terdekat rumah siswa yang diterima jalur domisili 600-700 meter saja.
Hal itu terungkap oleh Kasubbag Program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Roberto Agung Nugroho, saat dijumpai di kantornya, belum lama ini.
“Anggaplah 55 persen itu 55 siswa, sekarang kan hanya 33 persen atau anggap 33 siswa yang bisa masuk di jalur domisili. Sekarang kuotanya hanya 33 persen, jadi kan jarak rumahnya semakin pendek,” ungkap Roberto.
BACA JUGA: 320 Ribu Calon Murid SMAN/SMKN di Jateng Bertarung di SPMB 2025, 8 Ribuan Tak Bisa Daftar Negeri
Oleh sebab itu, bukan tanpa alasan bagi Roberto pemangkasan kuota di jalur domisili ini berpengaruh pada semakin pendeknya jarak rumah siswa yang lolos tersebut.
“Dulu bisa 1 kilometer, sekarang dengan kuota yang semakin pendek, hanya sekitar 700 atau bahkan 600 meter saja, tergantung kepadatan jumlah penduduk di wilayah tersebut,” sambung dia.
Pihaknya menyebut, lulusan SMP/sederajat pada 2025 yang terlempar dari jalur domisili itu mau tidak mau akan akan bersaing di jalur prestasi.
“Berkurangnya kuota domisili berpemgaruh pada semakin dekatnya jarak. Mereka akan bersaing di jalur prestasi,” terangnya.