SEMARANG, beritajateng.tv – Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Muhamad Masrofi, merespons penurunan okupansi hotel di Jawa Tengah imbas kebijakan efisiensi beberapa waktu lalu.
Saat beritajateng.tv jumpai di kantornya Rabu, 2 Juli 2025, Masrofi membenarkan efisiensi berdampak pada hotel-hotel di Jateng.
“Memang terjadi efisiensi di pemerintahan agar dapat mendayagunakan tempat milik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota. Namun dampaknya besar terhadap perekonomian, termasuk juga dampak terhadap pengembangan akomodasi dan perhotelan,” ungkap Masrofi.
Namun, kata Masrofi, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI sudah mencabut SE efisiensi tersebut.
“Tapi kemarin sudah ada pencabutan SE itu ada, edaran [baru] lagi yang menyatakan monggo diperbolekan kembali untuk dilaksanakan kembali kegiatan pemerintah di hotel,” sambungnya.
Pasca pencabutan SE efisiensi itu, Masrofi berharap hotel-hotel di Jateng dapat ramai kembali. “Harapannya hotel-hotel semakin menggelora, semakin menggeliat lagi,” sambungnya.
TONTON JUGA: Podcast Hotel Menjerit Imbas Efisiensi Anggaran Ala Prabowo, PHK di Depan Mata
Lebih lanjut, Masrofi menepis isu karyawan hotel di Jateng yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Bukan di-PHK, tapi sementara dirumahkan. Ada berita-berita itu memang di rumahkan, karena okupansi jumlah kunjungan ke hotel berkurang. Kita tidak sangkal salah satu kontribusi perhotelan ya kegiatan pemerintahan di hotel tersebut, kalau pemerintahnya stop ya sudah agak goncang,” paparnya.
Kendati begitu, pasca Kemendagri mencabut SE efisiensi, Masrofi percaya angin segar akan datang kembali ke hotel-hotel di Jateng.
“Saya pikir optimis lagi ya untuk dapat meningkatkan okupansi di bidang perhotelan, berarti kan kembali seperti sedia kala, normal kembali kalau sudah ada SE [baru] itu,” pungkasnya.